Wednesday 21 December 2016

Pendidikan Pancasila

Materi Pendidikan Pancasila
1. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Log dan Himpunan

Materi Log dan Himpunan
1. Invers suatu Relasi

Kepramukaan

Materi Kepramukaan
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
2. Laporan Observasi di SD N Singosaren
3. Seragam Pramuka

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Software
2. Hardware
3. Aplikasi Internet
4. Internet
5. Virus Komputer
6. Tugas 1 Tugas Microsoft Excel
7. Tugas 2 Tugas Microsoft Word
8. Tugas 3 Tugas Microsoft Powerpoint

Bahasa Indonesia

Materi Bahasa Indonesia
1. Paragraf
2. Hakekat Kata, Jenis Kata dan Diksi
3. Sistematika Karya Ilmiah
4. Wacana
5. Daftar Pustaka
6. Karya Ilmiah
7. Kutipan

Pendidikan Agama Islam

Materi Pendidikan Agama Islam
1. Hukum Memelihara Anjing menurut Pandangan Islam
2. Peran, Fungsi dan Tujuan Diciptakan Manusia
3. Jawanisasi Islam dan Islamisasi Jawa
4. Faktor-faktor Malas Mengerjakan Sholat
5. LGBT

Pengantar Pendidikan

Materi Pengantar Pendidikan
1. Perkiraan dan Antisipasi terhadap Masyarakat Masa Depan
2. Pendidikan sebagai Sistem

Home

Selamat Datang di Blog Kreatif
Blog ini berisikan materi-materi kuliah PGSD dan
foto-foto karya saya.

Semoga blog ini dapat bermanfaat.
😆😊

Taksonomi Bloom dan Strategi Pengajaran


I.       PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.

Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

Kata ‘strategi’ berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berarti jenderal atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran ini berarti cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang
Muhamad Fuad Athman mengatakan istilah ‘strategi’ adalah berasal dari kata ‘stratego’ (perkataan greek) yang bermaksud saluran-saluran yang ada bagi ketenteraan.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa Pengertian Perencanaan Pengajaran?
b.      Apasajakah faktor pendukung pada tujuan pembelajaran?
c.       Apasajakah konsep perencanaan pembelajaran?
d.      Apa Dimensi-Dimensi Perencanaan Pengajaran?
e.       Apa Manfaat dari Perencanaan Pembelajaran?
f.       Apa Pengertian Taksonomi Bloom?
g.      Apa Tujuan Pendidikan dalam Taksonomi Bloom?
h.      Apa Pengertian Strategi Pengajaran?
i.        Apa saja jenis-jenis strategi pengajaran?
j.        Apa Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas?
k.      Apa Tujuan Pengelolaan Kelas
l.        Apa sajakah Macam-macam pendekatan dalam Pengelolaan Kelas?

C.     Tujuan
a.       Mengetahui Pengertian Perencanaan Pengajaran
b.      Mengetahui faktor pendukung pada tujuan pembelajaran
c.       Mengetahui konsep perencanaan pembelajaran
d.      Mengetahui Dimensi-Dimensi Perencanaan Pengajaran
e.       Mengetahui Manfaat dari Perencanaan Pembelajaran
f.       Mengetahui Pengertian Taksonomi Bloom
g.      Mengetahui Tujuan Pendidikan dalam Taksonomi Bloom
h.      Mengetahui Pengertian Strategi Pengajaran
i.        Mengetahui jenis-jenis strategi pengajaran
j.        Mengetahui Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas
k.      Mengetahui Tujuan Pengelolaan Kelas
l.        Mengetahui Macam-macam pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

II.    PEMBAHASAN

A.    Perencanaan Pengajaran
        Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penetrapan prinsip- prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
        Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misal :
a.       Persiapan sebelum mengajar
b.      Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c.       Tingkat intelegensi siswa
d.      Materi pelajaran yang akan disampaikan

Konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya:
a)      Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, dimana perencanaan pembelajaran akan mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori yang konstruktif terhadap pembelajaran
b)      Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana terdapat susunan   sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran
c)      Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin ilmu, di mana perencanaan pembelajaran merupakan cabang dari suatu pengetahuan yang senantiasa menghasilkan proses yang secara sistemik diimplementasikan
d)     Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses
e)      Perencanaan pembelajaran sebagai suatu realitas.
Dimensi-dimensi perencanaan pengajaran:
o   Signifikansi
Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang diajukan
o   Feasibilitas
Salah satu factor penentu adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feasibilitas teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lain dapat dibuat dalam pertimbangan yang realistik
o   Relevansi
Perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan secara optimal
o   Kepastian atau defenitivenes
Penggunaan teknik dan metode meminimumkan kejadian-kejadian tak terduga
o   Ketelitian atau parsimoniusness
Perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana. Dalam penerapannya diperlukan alternative dan dapat mempertimbangkan alternative mana yang terbaik
o   Adaptabilitas
Perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu mencari informasi sebagai unpan balik atau balikan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
o   Waktu
Validitas dan reabilitas yang dipakai serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang
o   Terbaik monitoring atau pemantauan
Menjamin agar pelaksanaannya berjalan dengan mulus, perlu dikembangkan prosedur yang memungkinkan perencanaan pengajaran menentukan alasan-alasan mengadakan variasi dalam perencanaan

o   Isi perencanaan
Perencanaan perlu memuat:
a)      Tujuan
b)      Program dan layanan, bagaimana cara mengorganisasikannya
c)      Tenaga manusia, yaitu mencakup cara-cara mengembangkan prestasi spesialisasi, prilaku, kompetensi, maupun kepuasan lainnya
d)     Bangunan fisik, mencakup tentang cara-cara penggunaannya
e)      Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan
f)       Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasikan dan memanajemen operasi dan pengawasan program dan aktifitas pendidikan
g)      Konteks social atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan

Manfaat Perencanaan Pembelajaran
1.    Sebagai petunjuk atau arah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
2.  Sebagai pola dasar dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam proses pembelajaran
3.    Sebagai alat ukur keefektifan kegiatan pembelajaran
4.    Sebagai bahan dasar penyusunan data untuk memperoleh keseimbangan kerja
5.    Untuk penghematan waktu, tenaga, biaya, alat, dsb

B.     Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a.       Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b.      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c.       Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin

Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

1.      Ranah Kognitif
Pada dasarnya Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
Berikut adalah kenam jenjang ranah kognitif : 

a.       Pengetahuan (Knowledge) Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan di sebut sebagai proses berfikir yang paling rendah. 
b.      Pemahaman (Comprehension) Adalah kemampuan untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. 
c.       Aplikasi (Application) Adalah kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman. 
d.      Analisis (Analysis) Adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. 

e.       Sintesis (Synthesis) Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau berbentuk pola baru. 
f.       Evaluasi (Evaluation) Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

2.      Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a.       Penerimaan (Receiving/Attending)  Penerimaan atau Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. 
b.      Tanggapan (Responding) Tanggapan atau Responding mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.  
c.       Penghargaan (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian.  
d.      Pengorganisasian (Organization) Mengatur atau mengorganisasikan artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya 
e.       Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Ini lebih mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menjadi lebih konsisten, menetap dan lebih mudah diperkirakan.

3.      Ranah  Psikomotor
       Ranah psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia yaitu berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan melakukan sesuatu tersebut, meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual, dan keterampilan sosial. Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, namun dibuat oleh ahli lain tetapi tetap berdasarkan pada domain yang dibuat Bloom. Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh Simpson, dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut adalah:
a.       Persepsi (Perception) Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan. Persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya ransangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada. 
b.      Kesiapan (Set) Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangakaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan rohani. 
c.       Guided Response (Respon Terpimpin)  Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. 
d.      Mekanisme (Mechanism) Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Ini mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangakaian gerakan dengan lancer karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan contoh yang diberikan. 



e.       Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur. 
f.       Penyesuaian (Adaptation) Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Adaptasi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan poila gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran. 
g.      Penciptaan (Origination) Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu. Penciptaan atau kreativitas adalah mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Selain Sympson, Dave juga mengemukakan pendapat terkait domain psikomotor, Khusus keterampilan motorik Dave (1967), membaginya dalam lima jenjang, yaitu: peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, dan naturalisasi.  Klasifikasi ranah psikomotor dijabarkan sebagai berikut :
·         Peniruan (Imitation) adalah mengamati perilaku dan pola setelah orang lain. Kinerja mungkin kualitas rendah. 
·         Penggunaan (Manipulation) adalah mampu melakukan tindakan tertentu dengan mengikuti instruksi dan berlatih. 
·         Ketepatan (Precision) adalah mengulangi pengalaman serupa agar menuju perubahan yang ke arah yang lebih baik. 
·         Perangkaian (Articulation) adalah koordinasi serangkaian tindakan, mencapai keselarasan dan konsistensi internal. 
·         Naturalisasi (Naturalitation): Setelah kinerja tingkat tinggi menjadi alami, tanpa perlu berpikir banyak tentang hal itu.
C.    Strategi Pengajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata strategi yaitu: “Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang dan damai; Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh di perang, dikondisi yang menguntungkan”. “Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”
Menurut B.S. Sidjabat strategi dalam pembelajaran mengandung arti bagaimana guru merencanakan kegiatan mengajar (a plan for teaching) sebelum ia melaksanakan tugasnya bersama dengan anak didik.
Menurut Gropper, menjelaskan “strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, Gropper juga menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan”
Dari uraian pengertian strategi pengajaran di atas, pengertian strategi pengajaran yakni: “Perencanaan pemilihan cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar dalam kegiatan pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran menitikberatkan pada kegiatan siswa. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Jenis-jenis strategi pengajaran :
a.       Pembelajaran penerimaan (reception learning)
Secara garis besar, dengan strategi itu guru berperan aktif menyajikan informasi kepada anak didik, yaitu dari hal umum ke hal-hal yang lebih khusus. Setelah itu, anak didik diberi kesempatan untuk memikirkan penerapan konsep yang dipelajarinya.
Jenis strategi ini menuntut seorang guru lebih berperan aktif memperoleh informasi untuk diajarkan kepada anak didik.



b.      Pembelajaran penemuan (discovery learning)
Secara garis besar, dengan strategi itu guru memperhadapkan realitas, kasus atau masalah kepada peserta didik. Mereka kemudian memahami dan memecahkannya. Bertolak dari kegiatan itu, peserta didik menemukan dan mengemukakan ide, konsep dan gagasan yang dapat dibawa kedalam kajian yang lebih luas. Jenis strategi ini menuntut siswa-siswa lebih aktif dan kreatif.
c.       Pembelajaran penguasaan (master learning)
Pada dasarnya, dengan strategi itu guru menuntun murid untuk menguasai sebuah tahapan belajar sebelum beranjak ke tahapan berikutnya. Kalau peserta didik belum memperlihatkan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan dalam suatu tahapan, mereka belum diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar selanjutnya.
Jenis strategi ini, menuntut guru lebih sabar, strategi ini cocok diterapkan pada proses pembelajaran di luar sekolah, misalnya les.
d.      Pembelajaran terpadu (unit learning)
Secara garis besar, dengan strategi itu guru menuntun peserta didik untuk memahami sebuah unit kasus atau peristiwa dari berbagai aspek atau sudut pandang sehingga mereka memiliki pemahaman yang menyeluruh dan integratif.

D.    Strategi Pengelolaan Kelas
Arikunto (2000) mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan (secara umum).
Secara etimologi, pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai upaya merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengontrol kelompok belajar yang dilakukan oleh pembelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun pengertian pengelolaan kelas secara terminology seperti yang diungkapkan oleh Wilford (James M. Cooper, 1995), pengelolaan kelas merupakan seperangkat perilaku yang kompleks dimana pembelajar menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para pebelajar mencapai tujuan pembelajaran secara efesien.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah upaya memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat keterampilan pembelajar intuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan produktif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.

Tujuan Pengelolaan Kelas
Menjadi pembelajar haruslah kaya konsep, kaya cara, dan utun (ulet) mencari varian-varian baru mengenaipermasalahan di dalam kelas. Berbicara mengenai tujuan pengelolaan kelas, Ahmad (1995) mengatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :
a.       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan pebelajar untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b.      Menghilagkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
c.       Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual pebelajar dalam kelas.
d.      Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
e.       Setiap pebelajar harus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yan harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan padanya.
f.       Setiap pebelajar terus melakukan belajar tanpa membuang waktu artinya setiap pebelajar akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.

Macam-macam pendekatan dalam pengelolaan kelas
1.      Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah ( 2006 : 179 ) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas.
2.      Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
3.      Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
4.      Pendekatan elektis atau pluralistic
Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut Djamarah, Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
5.      Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6.      Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep
7.      Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
8.      Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.



9.      Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.























III.  PENUTUP

Simpulan :
         Perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip- prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas. Faktor yang mendukung tujuan pembelajaran tercapai misalnya persiapan sebelum mengajar, situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum, tingkat intelegensi siswa, materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: Cognitive Domain (Ranah Kognitif), Affective Domain (Ranah Afektif), Psychomotor Domain. Pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.

















IV.  DAFTAR PUSTAKA